Kamis, 31 Januari 2013

STUDY TOUR




Bumi Moro Perak



SEJARAH KOMANDO PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN TNI AL

1946 : JAWATAN PENDIDIKAN ANGKATAN LAUT : Usaha untuk menyelenggarakan pendidikan Angkatan Laut dimulai sejak bulan Maret 1946, dengan pembentukan "Jawatan Pendidikan Angkatan Laut" oleh Pimpinan TKR Laut dan pendaftaran untuk calon siswa perwira dan bintara. SEKOLAH ANGKATAN LAUT (SAL) : Sebagai kelanjutan dari usaha tersebut, maka pada tanggal 12 Mei 1946 diresmikan Sekolah Angkatan Laut (SAL) di Tegal oleh Presiden Republik Indonesia dengan Komandannya Laksamana III Adam.

1947 : Dengan adanya Agresi Belanda ke-1 bulan Juli 1947 para siswa SAL Tegal tidak dapat belajar sepenuhnya karena harus bertempur dan berjuang bersama rakyat melawan Belanda. Gedung SAL Tegal terpaksa di bumi hanguskan, karena selalu dibayangi pesawat udara lawan. Siswa dievakuasikan ke Kalibakung, selanjutnya dipindahkan ke Yogyakarta.

1950 : Bulan Maret 1950 didirikan Sekolah Angkatan Laut Pasiran, lokasinya di dalam basis Angkatan Laut Ujung Surabaya, untuk mendidik para siswa baru dan melaksanakan "Upgrading", perwira, bintara dan tamtama hasil didikan Belanda dan,lepang. Nopember 1950 Sekolah Angkatan Laut Pasiran dipindahkan ke Morokrembangan (Bumi Moro) yang sebelumnya digunakan sebagai Pangkalan Udara Angkatan Laut Belanda.

1951 : Pada bulan September 1951 di Sekolah Angkatan Laut Morokrembangan diadakan pendidikan pendidikan setara akademi dengan nama Institut Angkatan Laut, yang selanjutnya berdiri sendiri dan berkembang menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL).

1952 : Tanggal 11 Juli 1952 diresmikan berdirinya Ksatrian Pendidikan Angkatan Laut Morokrembangan (KPALM).

1968 : Maret 1968 PUSDIKAL dirubah menjadi Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (KODIKLATAL).

1970 : Oktober 1970 diresmikan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (KOBANGDIKAL) sebagai penyempurnaan dari KODIKLATAL.

1976 : Pada tanggal 17 Agustus 1976 KOBANGDIKAL dirubah menjadi Komando Pendidikan TNI AL (Kodikal).

1977 : Dgn surat Keputusan Kasal No. 729/IV11977 tanggal 21 April 1977, tgl 12 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan TNI AL, sekaligus sebagai Hari Ulang Tahun Kodikal.

1997 : Berdasarkan Skep Kasal nomor Skep/49/VII/1997 tanggal 10 Desember 1997 maka terbentuklah Pusdikkes yang dulu merupakan sekolah kesehatan di bawah Pusdikbanmin.

2004 : Pusdikopsla mengalami perkembangan organisasi menjadi Pusbangdikpsla berdasarkan Skep Kasal nomor Skep/12/XI/2004 tanggal 2 Nopember 2004.

2007 : Tepat pada perayaan HUT Pendidikan TNI AL tanggal 12 Mei 2007 Kasal menetapkan perubahan nama Kodikal menjadi Kobangdikal serta reorganisasinya berdasarkan Peraturan Kasal Nomor Perkasal/5/V/2007 tanggal 9 Mei 2007, dimana reorganisasi Kobangdikal mengikuti reorganisasi TNI AL

















KRI Dewa Ruci dan Monjaya


Surabaya Disbudpar : Patung Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) adalah , menggambarkan seorang Perwira menengah TNI Angkatan Laut,  lengkap dengan pakaian militer dan atribut kebesaran ,  nampak gagah berani menatap dengan mata tajam ke arah laut luas,  penuh tanggung jawab , dan siap menjaga kedaulatan laut di wilayah NKRI.

Patung ini juga dapat digunakan sebagai  Mercusuar bagi kapal – kapal dagang, kapal penumpang yang lalu lalang melintas disekitarnya , dan menggambarkan Tetenger yaitu tongkat estafet dari generasi baru ke generasi berikutnya.

Monumen ini tingginya 60 meter, terdiri dari gedung beton bundar empat lantai 31 meter,  dan tinggi patung dari penyangga gedung setinggi 29 meter, sedangkan semboyan TNI AL yang terkenal disebut  Jaleveva Jayamahe artinya “ di laut kita jaya”.

Kadispen Mayor Laut Drs.Karyono,  mengatakan pada dasarnya pengunjung Monjaya selalu diberikan kemudahan, jadi tidak benar kalau pengunjung  ada yang merasa dipersulit, kita semua disini saling menjaga keamanan, ketentraman karna Monjaya terletak di basis TNI AL jadi jangan beranggapan seakan-akan tempat  ini dianggab angker, padahal tidak seperti itu, mari berkunjung ke monjaya kami selalu terbuka welcome kepada siapa saja dan gratis tidak dibungut  biaya masuk.   

Dihalaman samping Monjaya terpampang  sebuah gong disebut Kyai Tentrem mempunyai berat 2,2 ton, berdimeter 5 meter, kemudian mempunyai ketebalan 6  mm, dan bahannya dari kuningan dilapis anti karat “Cotting” , selain itu juga terdapat beberapa ruang seperti, ruang miniature atau repelika kapal perang tempo dulu, foto sejarah Revolusi pembebasan laut aru, foto  kapal perang modern diantaranya KRI Kakap 811, KRI Katon 810, KRI Alkara  830, KRI Warakas 816 dll,  juga terdapat repelika helicopter perang dan ruang Fleet Command Patrolling Force.

Pada zaman orde baru gong Kyai Tentrem digunakan untuk peresmian “ Patung Monjaya”, konon patung ini tertinggi kedua didunia setelah Patung Liberty. 

Lokasi Monjaya terletak di Maskar Besar ARMATIM,  Jam berkunjung tempat ini dibuka mulai pukul 08.00 wib sampai  03.30 wib  sore, untuk memasuko area ini pengunjung Bebas tidak dipungut biaya.

Setiap Triwulannya pengunjung pada tahun 2008 mencapai 31.473 orang, pada tahun 2009 jumlah pengunjung  sedikit berkurang yakni 30.801 orang, namun di bulan Juni tahun 2010 sudah mencapai 20.607 orang.











Sejarah Tugu Pahlawan Surabaya Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markas tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersamaBelanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.

Lokasi
Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.

Museum
Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H Abdurrahman Wahid.












Monumen Kapal Selam ( MONKASEL )

Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Terletak di pusat kota, monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Kapal Selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plasa Surabaya. Selain itu di tempat ini juga terdapat sebuah pemutaran film, dimana di tampilkan proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Jika anda ingin mengunjungi tempat wisata ini anda juga akan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang terdapat di sana


Ada cerita unik dibalik hadirnya monumen Kapal Selam ini. Pada suatu malam Pak Drajat Budiyanto yang merupakan mantan KKM KRI Pasopati 410 (buatan Rusia) ini dan juga mantan KKM KRI Cakra 401 (buatan Jerman Barat), bermimpi diperintahkan oleh KSAL pada waktu itu untuk membawa kapal selam ini melayari Kali Mas. Ternyata mimpi itu menjadi kenyataan. Beliau ditugaskan untuk memajang kapal selam di samping Surabaya Plaza. Caranya dengan memotong kapal selam ini menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke darat, dan dirangkai dan disambung kembali menjadi kapal selam yang utuh.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar